Rabu, 28 September 2016

7 Rumah Susun Hangus Di Lalap Sijago Merah

4  
Lansekmanihnews.com - Sijunjung (28/9), Kebakaran Rumah terjadi di nagari Palangki Kecamatan IV Nagari, tepatnya berada di simpang empat masjid syuhada palangki ditepi lintas sumatra . Sijago merah menelan habis 7 rumah susun yang di huni 3 KK keluarga di bumi hanguskan sijago merah. Menurut saksi Ronal (30) awalnya melihat kepulan asap saat itu ia ingin menggunting rambut yang bertempat hanya 20 kaki dari tempat pangkas rambut tersebut. "Awalnya saya mau gunting rambut setelah sampai dan duduk saya melihat kepulan asap yang semakin tebal, prasangka saya itu cuma asap orang yang membakar sampah" ujarnya Selama sepuluh menit kobaran api semakin merajalela, tak disangka warga itu adalah kebakaran rumah, Ronal menambahkan terlihat api semakin besar ia pun bersorak hanya sekitar 5 orang kami langsung melakukan pemadaman secara cepata " saya bersorak ada kebakaran lalu lima orang lansung melihat dan melakukan aksi pemadaman" 

5 
Setelah sijago merah membumihanguskan seisi rumah baru warga berdatangan dan melakukan pemadaman dimana ada air untuk bisa memadamkan, sekitar 15 Menit lima mobil pemadam kebakaran baru datang, dan sijago merah baru bisa di jinakkan. Menurt informasi Ronal mengatakan belum tau apa persis penyebab kebakaran, menurut kronologis, penghuni rumah susun tersebut tidak ada dirumah pagi itu " pak kadir yang kontrak dirumah itu sedang tidak ada jadi kami belum tau apa persis penyebab kebakaran" Hal ini di sebutkan Maja (30) penghuni salah satu rumah dan juga pemilik rumah menjelaskan "saya tidak tau persis karena saya sewaktu itu sedang diluar dan istri sedang melakukan kegiatan manasik haji anak paud dilapangan bola di belakang rumah, Tafsiran saya kerugian semua 500 juta" ungkapnya. 

(ras)

Masyarakat dihebohkan "Sepasang Homo berbuat mesum"

1  
Lansekmanihnews.com - Sijunjung, Kasus Asusila kembali menerpa Sijunjung. Tapi kali ini berbeda, kedua pelakunya adalah laki-laki. Karena telah membuat warga resah, warga Palangki dan warga Muaro Bodi itu tertangkap basah sedang melakukan perbuatan memalukan. Informasi yang berhasil dihimpun, BE, 50 duda yang berdomisili di Palangki dan IS, 30, pria beristri yang menempat di kenagarian Muaro Bodi itu ditangkap setelah salah seorang warga yang juga keluarga BE mencurigai tindak tanduk BE dan IS yang sedang berduaan di dalam kamar BE di jorong Lintas Harapan, nagari Palangki pada sabtu (24/9) malam sekitar pukul 21.00 wib. 

Karena warga tersebut telah lama mencurigai perilaku menyimpang BE dan IS dan juga pernah melihat BE dan IS berbuat tidak senonoh sebelumnya, warga itupun memanggil warga lainnya. Setelah diyakini telah terjadi sesuatu yang menggelikan dan memalukan di dalam kamar BE tersebut, wargapun akhirnya mendobrak pintu kamar BE. Alangkah terkejutnya warga, mereka melihat manusia sejenis itu tengah dalam keadaan setengah bugil. Melihat hal tersebut, warga yang emosi langsung menggiring keduanya ke kantor wali Nagari Palangki. Memang kasus tersebut tidak sampai di kepolisian karena nagari Palangki memiliki aturan sendiri terkait pelanggaran yang dilakukan warga di nagari Palangki. 

Setelah dilakukan mediasi dengan memanggil keluarga kedua belah pihak, pemerintah nagari sepakat mendenda kedua dengan 20 zak semen. Setelah membuat surat perjanjian tidak akan melakukan perbuatan yang sangat dilarang agama tersebut, keduanya dibawa keluarga masing-masing pulang. Jasman, Hsy, walinagari Palangki membenarkan tertangkapnya dua warga sejenis yang tengah mesum. Pihaknya sudah menyepakati hukuman denda bagi kedua belah pihak.”Warga menangkap keduanya saat di dalam kamar dan diduga telah melakukan perbuatan terlarang, dan kita memiliki aturan sendiri untuk memberikan hukuman bagi pelanggar norma dan asusila dengan mendenda 20 zak semen masing-masing mereka setelah bermusyawarah dengan pihak keluarga keduanya,”ungkap walinagari. 

(ras)

Senin, 26 September 2016

"Nagari Bukit Bual Ikut Serta Dalam Expo 2016"


Lansekmanihnews.com - Sijunjung,. Pemerintah Nagari Bukit Bual Bersama BUMNag Bukit Bual Mandiri ikut dalam memeriahkan agenda nasional, agenda perdana dari kementrian Desa PDTT di Gor Agus Salim Padang selama tiga hari yang dibuka pada malam Jumat dan ditutup hari Minggu (23-25/09) Pemerintah Nagari Bukit Bual bersama BUMNag Bukit Bual Mandiri mengexpo salah satu potensi distenasi wisata yakni Danau Hijau dan wisata air Sungai Pandan. Bukan itu saja nagari Bukit Bual juga memadukan potensi wisata dengan kerajinan cita rasa dari nagari Bukit Bual yang akan menjadikan wisatawan dapat memberikan buah tangan kepada sanak saudaranya dari nagari tersebut. Wali Nagari Otriwandi yang langsung terjun menjadi peserta Expo 2016 membawa nama nagarinya menjelaskan bahwa agenda ini sangat dibutuhkannya sebab beberapa potensi nagari Bukit Bual perlu di expos di kanca nasional, seperti potensi wisata dan kuliner "Badan Usaha Milik Nagari atau disebut BUMNag membawa masyarakat nagari produktif dalam menemukan cita rasa untuk menjadikan oleh oleh, diantaranya Keripik Kemuning dari ubi jalar ungu. Keripik ubi manis. Peyek Bunga Pepaya dan Dendeng Pucuk Ubi. Kuliner semua itu hampir dari tumbuhan ubi ubian" katanya Selain distenasi wisata dan cita rasa kuliner. Nagari Bukit Bual juga mengexpo kios nagari dari menjual beberapa contoh baju hasil karya perantau anak nagari yang berdagang di perantauan. Hal itu juga guna untuk pengembangan unit Badan Usaha Milik Nagari Bukit Bual Mandiri. Otriwandi menambahkan, dalam agenda besar ini. Nagari Bukit Bual hanya satu-satunya nagari yang ikut dalam mengexpo potensi desa 2016 yang secara mandiri dan profesional. " Alhamdulillah berkat informasi yang diberikan dan dukungan lansung dari putra daerah dan organisasi PC ISNU dan DPD BUMDESINDO kabupaten Sijunjung yang menyuarakan nawacita President kita yakni Membangun Indonesia Dari Pinggiran, kenapa tidak saya ikut, ini adalah kesempatan emas bagi nagari saya" ujar Otriwandi yang akrab disapa Pak wang. Senada dengan itu pula, Fadhlur Rahman ahsas sebagai Direktur BUMNag Bukit Bual Mandiri dan juga menjabat ketua Ikatan Sarjana ahdatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sijunjung menjelaskan, sejogyanya BUMNag Bukit Bual Mandiri Nagari Bukit Bual berdiri karena ada binaan oleh pemerintah Nagari serta organisasi ISNU kabupaten Sijunjung dan BUMDESINDO Kabupaten sijunjung. Oleh karena itu. "Yah, ini yang disamakan dengan kata orang tua tigo tungku sajarangan, dengan adanya kerjasama dengan pihak pemerintah organisasi dan lembaga insyallah apapun yang kita buat akan terselesaikan " ujarnya Kemudian Fadhlur juga menambahkan, BUMNag Bukik Bual Mandiri salah satu yang mewakili kabupaten Sijunjung pada exspo desa kementerian Desa PDTT tersbut mengatakan, bahwa keterbukaan Nagari sangat penting untuk kemajuan pembangunan Nagari terutama dalam bidang produktifitas ekonomi Nagari, "kita hanya memberikan percotohan untuk Nagari-nagari yang ada di kabupaten Sijunjung jika mau di bina akan kita dampingi dan binaan dimulai dari awal sampai berkembang dan juga akan kita komunikasikan dengan pihak ke tiga, seiring dengam itu pula, pemerintah daerah Sijunjung kita harapkan memberikan dorongan kepada kita untuk bisa sama-sama membina nagari khusus percepatan ekononi Nagari dalam bentuk BUMNag" himbaunya. 

(ras)

Expo Potensi Desa 2016 "Medison Memberikan Sepuluh jempol Untuk Nagari Bukit Bual Yang Mandiri"







Lansekmanihnews.com - Padang, "Alhamdulillah Wasyukurillah" itulah kata yang setiap umat muslim kala menemukan dan merasakan nikamatnya arti kesyukuran kepada yang mempunyai zat dan pengusa hakiki di alam semesta. Kata tersebut menenunkan gambaran nyata serta menafsirkan bahwa kesyukuran atas merajut temu dalam hidup berpengetahuan dalam menjalani tatanan yang telah diatur oleh sang pemilik ilmu.
Begitulah terbesit dari ucapan yang dirasakan oleh peserta expo potensi desa nagari Bukit Bual atas kedatangan sang pemimpin yang menoreh perhatiannya atas keilmuan dan kepribadiannya. Sebelumnya mereka belum pernah berjumpa walau komikasi dalam dunia maya pernah terjalin.

Padangan dan jabatan pertama begitu fantastis atas uraian sang pemimpin yang satu ini, serta dengan jabat tangan saja ruh positif terasa baginya. Itulah sosok seorang Medison Msi sang pemimpin yang akan meninggalkan tugas sbegai Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Nagari BPMPN di ranah Lansek Manih minggu depan. Diakhir karirnya di Kabupaten Sijunjung ia tetap menamkan dan menaburkan benih benih pembangunan "Nagari Membangun dan Membangun Nagari".
Dengan kepiawaiannya dalam dedikasi untuk pembangunan nagari Medison Msi berkunjung ke Stand Expo Potensi Desa 2016 BUMN Bukit Bual Mandiri. Ia memberikan sepuluh jempol untuk nagari yang mau berkarya secara mandiri " pada agenda ini hanya satu satunya nagari berani tampil, saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan pemerintah nagari Bukit Bual, berani tampil di agenda besar ini dengan mandirinya, apalagi membawa produk asli unggulan hasil tangan rakyat nagari, saya kasih sepuluh jempol buat nagari Bukit Bual" ucapnya

Medison Msi dengan gaya serius tapi santai, duduk berdiskusi dengan wali nagari Bukit Bual , hal itutidak bisa sebentar bisa memakai waktu hampir tiga jam untuk berdiskusi " mari kita diskusi dan ada yang penting saya bicarakan untuk nagari kedepan, kalau saya berjumpa dengan beliau biasanya tiga jam" begitulah gambaran keakraban mereka berdiri dalam barisan terdepan untuk membangun nagari.
Seorang yang memahami dan mendalami bagaimana percepatan untuk pembangunan nagari Kepala BPNPN Medison menjelaskan. Harga mati bagi nagari untuk berkarya, sebab pemerintah nagari sekarang mempunyai kekuatan pemerintah untuk membangun dalam pembangunan sepenuhnya. "Nagari nagari hendaknya membaca potensi yang mereka ada, sebab potensi itu bukan dari pemerintah daerah namun potensi tersebut ada pada nagari atai desa tersebut, seperti halnya ini" ucapnya.

Nagari Bukit Bual dengan kemandiriannya, untuk mengexpo potensi desa mendapatkan apresiasi besar dari Kepala BPNPM kabupaten Sijunjung. " harap saya, insyallah nagari Bukit Bual akan menjadi awal yang baik dan percontohan bagi nagari yang lain, apa sebab, dengan tampilnya nagari Bukit Bual di expo ini secara mandiri tampa intruksi pemerintah daerah, membuktikan nagari Bukit Bual mampu untuk menjadi percontohan dengan pengalaman yang mereka ikut di agenda nasional ini, apalagi mempunyai konektifitas jaringan ke kemntrian" pungkasnya.

(ras)

Kesadaran Minim, Spanduk Larang Bakar Hutan Dipasang


Lansekmanihnews.com - Sijunjung, Munculnya sejumlah titik api akibat kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Sijunjung, khususnya di Nagari Palangki pada Selasa (14/9), diduga faktor prilaku manusia sehingga dibuat imbau dalam bentuk spanduk agar dapat dipahami warga.
"Timbulnya kebakaran lahan dan hutan pada umumnya didominasi faktor manusianya, hal ini disebabkan karena ketidakpedulian sebagian masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan serta masih adanya kebiasaan membersihkan lahan dengan cara membakar," kata Kapolres Sinjunjung AKBP Dody Pribadi melalui Kapolsek IV Nagari AKP Surya Negara di Palangki, Kamis.
Justru itu, Kepolisian Resor (Polres) Sijunjung melalui Kapolsek IV Nagari memasang spanduk imbauan dan larangan kepada setiap warga atau siapapun untuk tidak membakar hutan dan lahan yang wilayah desa adat tersebut.
"Ini merupakan imbauan yang masuk dalam kategori keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sehingga harus disampaikan kepada masyarakat luas," imbau Surya.

Ia mengatakan, imbauan ini dilakukan dengan pemasangan spanduk tentang larangan pembakaran hutan di daerah spot sering terjadi kebakaran hutan.
Adapun pemasangan spanduk tersebut, merupakan membuat maklumat dari Kapolres tetang larangan pembakaran hutan dan lahan.
Selain itu juga memasang maklumat dari persimpangan jalan lokasi yang rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Bukan itu saja, pelaku dengan sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku."Pembakaran hutan dan lahan masuk dalam unsur pidana sehingga kepada warga ataupun perusahaan serta lainnya agar jangan pernah melakukan kegiatan tersebut," ujarnya
 
Surya menambahkan, sebenarnya walaupun musim kemarau datang, asalkan masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan serta hal-hal yang dapat memicu kebakaran seperti membuang puntung rokok sembarangan pada semak belukar, ataupun membakar sampah pada lokasi yang rentan terjadi kebakaran lahan, maka tidak akan timbul masalah yang serius.
Jika masih ada yang coba coba dengan sengaja melakukan pembakaran lahan ini, akan dilakukan proses hukum dan akan dijerat dengan Undang Undang RI nomor 41 tahun 1999 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara serta denda Rp5 Miliar."Mari kita bersama-sama menjaga dan memelihara lingkungan demi kemaslahatan orang banyak dan agar terhindar dari bencana yang menyengsarakan rakyat" pungkas Kapolsek IV Nagari.

Sementara itu, Wali Nagari Palangki Jasman Hsy mengatakan, pemasangan spanduk upaya preventif dan antisipasi juga telah dilakukan pihak kepolisian perlu diingatkan kembali kepada masyarakat luas, khususnya nagari Palangki.
Sebab, dampak akibat kebakaran lahan dan hutan cukup dahsyat yang terjadi pada beberapa waktu lalu, hendaknya hal ini dapat dijadikan pembelajaran agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Satu hal yang sangat penting, katanya, kepedulian semua pihak untuk turut berpartisipasi mulai dari upaya pencegahan hingga penanganannya. "Jangan membiarkan orang atau pihak tertentu tetap melakukan perbuatan yang menyengsarakan masyarakat luas ini, setidaknya berikan informasi kepada aparat terkait untuk ditindaklanjuti guna dicegah sedini mungkin serta dilakukan penegakkan hukum" katanya

(ras)

Warga Padang Laweh Protes Dampak Pengeboran Minyak




lansekmanihnews.com - Sijunjung, Sekitar 100 orang masyarakat nagari Padang Laweh Selatan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah Kabupaten Sijunjung terkait penolakan aktivitas pengeboran minyak oleh PT Riski Bukit Barisan yang hampir merugikan masyarakat nagari itu, khususnya di Jorong Taratak Baru.
 

Aksi penyampaian tututan yang tergabung dalam aliansi masyarakat Padang Laweh, berlangsung di halaman Kantor Bupati Kabupaten Sijunjung, Kamis, pengunjukrasa diterima langsung bupati dan wakil bupati serta unsur pejabat lainnya. Pengunjukrasa menyuarakan tentang keluhan masyarakat nagari Padang Laweh terhadap perusahan minyak PT Rizki Bukit Barisan Energi yang mengakibatkan dampak negatif antaranya tatanan sosial dalam adat istiadat mereka.
 

Selain itu, berdampak merusak tatanan perekonomian dengan tertimbunya sawah dan rusaknya jalan produktif di Nagari Padang Laweh, yang merupakan akses transportasi masyarakat.
Kemduian juga faktor dari segi kenyaman dan keamanan masyarakat yang sangat merisaukan akibat pemboran minyak yang dikelola oleh PT Rizki Bukit Barisan Energi, memicu timbul getaran dan polusi."Kami menuntut pihak pemerintah terutama kepada Bupati Yuswir Arifin untuk menyelsaikan kepada perusahan yang telah mengabaikan hak kami dan telah mengusik tatanan sosial dan keamanan yang lebih parahnya kami tidak tidur karena suara pemboran hampir 24 jam hingga mengakibatkan retakan rumah penduduk" kata ninik mamak Incu Incek Omeh.
 

Setelah mengutarakan orasinya didepan Bupati Yuswir Arifin didampingi Wakil Bupati Arrival Boy beserta jajarannya. 10 orang perwakilan dari aliansi masyarakat nagari Padang Laweh digiring untuk bermusyawarah dalam kantor Bupati. Bupati Yuswir Arifin menengadahi bahwa pengrusakan dan pengabaian oleh perusahan PT Riski Bukit Barisan Energi terhadap masyarakat Nagari Padabg Laweh. "Saya baru tau tentang permasalahan yang terjadi pengabaian dan mengakibatkan ketidaknyaman akibat pemboran dan eksplorasi miyak tersebut, saya tidak menilai ini adalah aksi demo tapi ninik mamak dan masyarakat telah mengaspirasikan dari isi hati" ucap Yuswir.
Sementara itu, salah seorang pemuda Yal Yudian dari perwakilan nasyarakat nagari tersebut, angkat bicara, pihaknya mintak kepada bupati hendaknya penanganan secepat mungkin dari pihak pemerintah atau dinas terkait, agar bisa menyelsaikan akar persoalan, terutama kepada investor yang ada di Kabupaten Sijunjung.
 

Sebelumnya investor harus mengetahui atau mengkaji dulu dampak baik analisis dampak lingkungan, maupun mengkaji dengan meninjau apakah pekerjaan mereka berakibat negatif terhadap rakyat disekitar lahan pemboran" ujar Yal selaku Paga Nagari.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Arrival Boy menambahkan jawaban terkait memberikan tindakan langsung supaya ditemui titik terang terhadap persoalan di Nagari Padang Laweh."Saya atas nama pemerintah daerah akan meninjau ke lokasi hari ini bersama perwakilan masyarakat Nagari Padang Laweh untuk melihat sejauh mana dampak negatifnya dan juga memanggil pihak perusahan untuk bertanggung jawab atas kesalahan mereka," ujarnya.
 

Setelah adanya diskusi antara pemerintah Kabupaten Sijunjung dengan perwakilan Aliansi Masyarakat Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII, serta telah mendapatkan hasil dan jawaban dari pemerintah terutama Bupati Yuswir Arifin.
Maka masyarakat Nagari Padang Laweh mengakhiri pula agenda mereka dan melanjutkan peninjauan bersama wakil bupati ke tempat kejadian perkara yakni sawah yang tertimbun dan rumah yang retak akibat getaran pemboran.









(ras)

Minggu, 25 September 2016

Unggan Seribu Bukit Pesona Songket Dari Nagari Lansek Manih Untuk Warna-Warni Indonesia


Sijunjung,  - Unggan Seribu Bukit Pesona Songket Dari Nagari Lansek Manih Untuk Warna-Warni Indonesia, Nagari Unggan merupakan sebuah nagari yang terletak di kawasan perbukitan Bukit Sumatera, tepatnya di Kabupaten Sijunjuang, Sumatera Barat. Unggan sangat kaya akan budaya luhurnya yang termahsyur lewat musik tradisional yakni talempong unggan. Selain itu, Kabupaten Sijunjuang terkenal dengan lansek manih. Lansek manih (Lansium domesticum) merupakan buah tangan yang tidak dapat dilewatkan jika berkunjung ke nagari ini.

Selain kesenian talempong unggan, ada suatu mutiara lain yang terpendam dari nagari Unggan. Adalah tenunan yang kemudian hari diberi nama Lansek Manih. Adalah Uni Ira begitu ia disapa. Inovasi daerah tersebut ia lakukan sejak tahun 2007. Semulanya, pada tahun 1993 ikut dengan suami ke kampung halaman suaminya di  Nagari Halaban, Kabupaten Lima Puluh Koto. 

Untuk membuat terobosan baru, Uni Ira belajar menenun Songket Halaban. Setelah matang dengan pengalaman beberapa tahun sebagai pengrajin songket, Uni Ira memutuskan untuk kembali ke kampung halaman untuk menciptakan sebuah songket tenunan khas dari Nagari Lansek Manih.pada tahun 2006 Uni Ira mencari jalan dalam membuat inovasi tenun songket, idenya adalah agar harga tenun tersebut dapat bersaing di pasaran dan dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Menurut tuturan Uni Ira, cemohoh dan cibiran tiada henti datang dari tetangganya kala itu. 

Namun dengan sikap pantang menyerah dan ingin memberikan kontribusi atas pembangunan sumber daya manusia serta peningkatan taraf hidup yang lebih baik, Uni Ira tidak pantang surut. Pada tahun 2009 Uni Ira mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi dan Perindustrian (Koperindag) Kabupaten Sijunjuang.



Perlu kita ketahui bersama bahwasanya Songket Unggan sendiri sebenarnya masih tergolong jenis songket yang baru ada,  lahir dari inovasi tangan dingin Uni Ira yang senantiasa bersemangat serta gigih dalam membangun usaha tersebut. Menurut Uni Ira, Songket Unggan ini lahir dari mengkreasikan dan mengembangkan songket dari Nagari Halaban serta dari Nagari Silungkang. ”Berkat usulan dari Ibu Bupati Sijunjung yang waktu itu, masih sebagai Ibu wakil Bupati Sijunjung menyarankan kami untuk membuat inovasi baru. Bu En menyarankan kami untuk membuat Songket Unggan yang bisa digunakan untuk pakaian sehari-hari dengan motif lansek manih” tambah Uni Ira.

Kabar baiknya adalah karena kegigihan Uni Ira dalam mengembangkan inovasi daerah tersebut, tercatat sudah banyak prestasi serta undangan untuk menghadiri kegiatan pameran busana yang dihadiri oleh Uni Ira. Salah satunya pada tahun 2014 Uni Ira lolos 15 besar dalam program pembinaan dari Bank Indonesia, serta sederet prestasi lain yang sudah didapatkan.Menurut Uni Ira, saat ini beliau sudah melahirkan setidaknya 25 motif tenunan. Saat ini motif tenunan tersebut sudah dalam proses dipatenkan, “sudah dalam tahap proses paten melalui program “HiLink” 2016 Kementerian Pendidikan Tinggi” ujar Uni Ira. Serta telah membina 6 kelompok usaha kerajinan tenun.



Tidak jauah dari Nagari  Unggan ada sebuah nagari lain bernama Nagari Sumpur Kudus yang masih memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Rajo Ibadat (Raja Ibadat-red). RAJA Ibadat adalah salah satu dari Rajo Tigo Selo, institusi tertinggi kerajaan Pagaruyung yang dalam tambo adat disebut Limbago Rajo yang bertugas dalam memutuskan perkara-perkara agama. Dari nilai sejarah serta kebudayaan tersebut  Uni Ira membuat motif bercorak aksara arab latin.Unggan Seribu Bukit telah menjadi bagian dari warisan budaya dan tentunya telah menambah kazanah keindahan corak ragam kebudayaan Nusantara. Harapan bersama tentunya selain menambah corak ragam kebudayaan dengan kegigihan Uni Ira juga dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, khususnya di Nagari Unggan, Kabupaten Sijunjung.

sumber: Portalbuana.com
 
(ras)